Minggu, 12 Agustus 2012

Pesan Mendikbud untuk Para Guru


Oleh Didi Rustam - 11 August 2012 | 0 View
CIBINONG - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memberikan sejumlah pesan kepada para tenaga pendidik ketika mengunjungi SMPN 01 Cibinong (RSBI), Bogor. Menurut M Nuh terdapat beberapa nilai yang perlu diberikan dalam mengajar para generasi penerus.
Pertama, kata M Nuh, para guru jangan membiasakan murid untuk menghafal tapi harus mengasah kemampuan berpikir mereka. “Di dalam mengajar, harus dikedepankan untuk mendorong kemampuan rasionalitas. Diajak adik-adik kita untuk berpikir. Jangan hanya diberi model-model hafalan saja,” ujar M Nuh di hadapan para guru di SMPN 01 Cibinong (RSBI), Bogor, dalam kegiatan safari Ramadan Kemendikbud, kemarin.
Ke depan, lanjutnya, para guru harus mampu menjelaskan apa berbagai pertanyaan kritis yang akan muncul dari murid-muridnya terkait pemaparan materi pelajaran. “Guru harus mampu mencari jawaban sehingga adik-adik kita tidak hanya mengandalkan hafalan tapi terus berpikir, berpikir, dan berpikir,” tukasnya.
Menurut M Nuh, mengasah kemampuan berpikir siswa tidak harus di laboratorium tapi bisa dengan praktik di lapangan. Misalnya dengan mengamati tanaman, mengapa daun ada yang berwarna merah dan ada pula yang berwarna hijau?
“Dengan demikian, kekuatan berpikir mereka akan berkembang luar biasa. Bahkan, mereka hendaknya ditantang untuk mencari kasus-kasus dan menemukan jawaban atas kasus tersebut,” kata M Nuh.
Kedua, tambahnya, tanamkan rasa patriotis dan nasionalisme yang dimulai dengan cara sederhana. Misalnya tidak makan buah-buahan impor. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menanamkan kepada mereka?” tutur mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) tersebut.
Dia mengimbuh, khusus patriotisme, para guru harus menanamkan kepada murid-muridnya untuk memiliki daya juang. “Jangan sampai mereka tumbuh sebagai pelajar yang manja tapi harus memiliki daya juang yang kuat,” tukasnya.
Ketiga, kata M Nuh, tanamkan kepada para murid untuk memiliki rasa cinta damai, saling menghargai, dan menghormati. Sebab, Indonesia memiliki beragam suku dan agama.
“Sehingga tanamkan sejak kecil untuk bisa mengenal perbedaan dan menghormati perbedaan tersebut. Semua suku maupun agama adalah sebuah keluarga besar bukan musuh. Maka, di sekolah tidak boleh ada kekerasan. Bebaskan Cibinong dan Bogor dari budaya kekerasan,” tandasnya.
Dia mengungkap, nilai selanjutnya yang harus ditanamkan oleh pendidik kepada para siswa adalah budaya jujur. “Terakhir, kita harus menanamkan kepada para siswa untuk selalu terbiasa bersyukur,” ungkap M Nuh.(rfa)
Sumber: Okezone